Gambar Contoh pemetaan input-output.
Alasan Digunakannya Logika Fuzzy
Menurut Sri Kusumadewi (2003:154)[7] beberapa alasan mengapa orang
menggunakan logika fuzzy, antara lain :
1.
Konsep logika
fuzzy mudah dimengerti. Konsep matematis yang mendasari penalaran fuzzy sangat
sederhana dan mudah dimengerti.
2.
Logika fuzzy
sangat fleksibel.
3.
Logika fuzzy
memiliki toleransi terhadap data-data yang tidak tepat.
4.
Logika
fuzzy mampu memodelkan fungsi-fungsi nonlinear
yang sangat kompleks.
5.
Logika fuzzy dapat
membangun dan mengaplikasikan pengalaman- pengalaman para pakar secara langsung
tanpa harus melalui proses pelatihan.
6.
Logika fuzzy
dapat bekerjasama dengan teknik-teknik kendali secara konvensional.
7.
Logika fuzzy
didasarkan pada bahasa alami.
Beberapa aplikasi logika fuzzy, antara lain (Kusumadewi, Sri, 2003:155)[7]
:
1.
Pada tahun 1990
pertama kali dibuat mesin cuci dengan logika fuzzy di Jepang (Matsushita
Electric Industrial Company). Sistem
fuzzy digunakan untuk menentukan putaran yang tepat secara otomatis berdasarkan
jenis dan banyaknya kotoran serta jumlah yang akan dicuci. Input yang digunakan adalah : seberapa kotor,
jenis kotoran, dan banyaknya yang dicuci. Mesin ini menggunakan sensor optik,
mengeluarkan cahaya ke air dan mengukur bagaimana cahaya tersebut sampai ke
ujung lainnya. Makin kotor, maka sinar
yang sampai makin redup. Disamping itu,
sistem juga dapat menentukan jenis kotoran (daki atau minyak).
2.
Transmisi
otomatis pada mobil. Mobil Nissan telah menggunakan sistem fuzzy pada transmisi
otomatis, dan mampu menghemat bensin 12 – 17%.
3.
Kereta bawah
tanah Sendai mengontrol pemberhentian otomatis pada area tertentu.
4.
Ilmu kedokteran
dan biologi, seperti sistem diagnosis yang didasarkan pada logika fuzzy,
penelitian kanker, manipulasi peralatan prostetik yang didasarkan pada logika
fuzzy, dll.
5.
Manajemen dan
pengambilan keputusan, seperti manajemen basisdata yang didasarkan pada logika
fuzzy, tata letak pabrik yang didasarkan pada logika fuzzy, sistem pembuat
keputusan di militer yang didasarkan pada logika fuzzy, pembuatan games yang
didasarkan pada logika fuzzy, dll.
6.
Ekonomi, seperti
pemodelan fuzzy pada sistem pemasaran yang kompleks, dll.
7.
Klasifikasi dan
pencocokan pola.
8.
Psikologi,
seperti logika fuzzy untuk menganalisis kelakuan masyarakat, pencegahan dan
investigasi kriminal, dll.
9.
Ilmu-ilmu
sosial, terutam untuk pemodelan informasi yang tidak pasti.
10. Ilmu lingkungan, seperti kendali kualitas air,
prediksi cuaca, dll.
11. Teknik, seperti perancangan jaringan komputer,
prediksi adanya gempa bumi, dll.
12. Riset operasi, seperti penjadwalan dan pemodelan,
pengalokasian, dll.
13. Peningkatan kepercayaan, seperti kegagalan diagnosis,
inspeksi dan monitoring produksi.
Untuk memahami logika fuzzy, sebelumnya perhatikan dahulu tentang konsep
himpunan fuzzy. Himpunan fuzzy memiliki
2 atribut, (Sutojo et al, 2011:212)[8] yaitu :
1.
Linguistik,
yaitu nama suatu kelompok yang mewakili suatu keadaan tertentu dengan menggunakan
bahasa alami, misalnya : DINGIN, SEJUK, PANAS mewakili variabel temperatur. Contoh lain misalnya MUDA, PAROBAYA, TUA
mewakili variabel umur.
2.
Numeris, yaitu
suatu nilai yang menunjukkan ukuran dari suatu variabel misalnya : 10, 35, 40,
dan sebagainya.
Disamping itu ada beberapa hal yang perlu diketahui
dalam memahami sistem fuzzy, (Sutojo et al, 2011:212)[8] yaitu :
Variabel
fuzzy merupakan variabel yang hendak dibahas dalam suatu sistem fuzzy. Contoh :
umur, temperatur, permintaan, dsb.
Himpunan
fuzzy merupakan suatu grup yang mewakili suatu kondisi atau keadaan tertentu
dalam suatu variabel fuzzy.
·
Variabel umur,
terbagi menjadi 3 himpunan fuzzy, yaitu: MUDA, PAROBAYA, dan TUA. (Gambar 2.2)
Gambar 2.2
Himpunan fuzzy untuk variabel Umur.
·
Variabel
temperatur, terbagi menjadi 5 himpunan fuzzy, yaitu : DINGIN, SEJUK, NORMAL,
HANGAT, dan PANAS. (Gambar 2.3)
Gambar 2.3
Himpunan fuzzy pada variabel temperatur.
Menurut Sri
Kusumadewi (2003:159)[7], Semesta pembicaraan adalah keseluruhan nilai yang
diperbolehkan untuk dioperasikan dalam suatu variabel fuzzy. Semesta pembicaraan merupakan himpunan
bilangan real yang senantiasa naik (bertambah) secara monoton dari kiri ke
kanan. Nilai semesta pembicaraan dapat
berupa bilangan positif maupun negatif. Adakalanya
nilai semesta pembicaraan ini tidak dibatasi batas atasnya.
·
Semesta pembicaraan
untuk variabel umur: [0 +∞)
·
Semesta
pembicaraan untuk variabel temperatur: [0 40]
Menurut Sri
Kusumadewi (2003:159)[7], Domain himpunan fuzzy adalah keseluruhan nilai yang
diijinkan dalam semesta pembicaraan dan boleh dioperasikan dalam suatu himpunan
fuzzy. Seperti halnya semesta pembicaraan, domain merupakan himpunan bilangan
real yang senantiasa naik (bertambah) secara monoton dari kiri ke kanan. Nilai
domain dapat berupa bilangan positif maupun negatif.
Contoh
domain himpunan fuzzy :
Fungsi Keanggotaan (membership function) adalah suatu kurva yang
menunjukkan pemetaan titik-titik input data ke dalam nilai keanggotaannya
(sering juga disebut dengan derajat keanggotaan) yang memiliki interval antara
0 sampai 1. Salah satu cara yang dapat
digunakan untuk mendapatkan nilai keanggotaan adalah dengan melalui pendekatan
fungsi. Ada beberapa fungsi yang bisa
digunakan (Kusumadewi, Sri, 2003)[7] :
Pada representasi linear,
pemetaan input ke derajat keanggotannya digambarkan sebagai suatu garis lurus.
Bentuk ini paling sederhana dan menjadi pilihan yang baik untuk mendekati suatu
konsep yang kurang jelas.
Ada 2 keadaan himpunan fuzzy
yang linear. Pertama, kenaikan himpunan dimulai pada nilai domain yang memiliki
derajat keanggotaan nol [0] bergerak ke kanan menuju ke nilai domain yang
memiliki derajat keanggotaan lebih tinggi
Gambar
2.4 Representasi Linear Naik.
Fungsi keanggotaan untuk himpunan PANAS pada variabel
temperatur ruangan seperti terlihat pada Gambar 2.5.
µPANAS[32] =
(32-25)/(35-25)
Gambar
2.5 Himpunan fuzzy: PANAS.
Kedua, merupakan kebalikan yang pertama. Garis lurus
dimulai dari nilai domain dengan derajat keanggotaan tertinggi pada sisi kiri,
kemudian bergerak menurun ke nilai domain yang memiliki derajat keanggotaan lebih
rendah (Gambar 2.6).
Gambar
2.6 Representasi Linear Turun.
Fungsi keanggotaan untuk
himpunan DINGIN pada variabel temperatur ruangan seperti terlihat pada Gambar 2.7.
µDINGIN[20] =
(30-20)/(30-15)
= 10/15 = 0,667
Gambar 2.7 Himpunan fuzzy: DINGIN.
b.
Representasi Kurva Segitiga
Kurva Segitiga pada dasarnya merupakan gabungan antara
2 garis
(linear) seperti terlihat pada Gambar 2.8.
Gambar 2.8 Kurva Segitiga.
Fungsi keanggotaan untuk
himpunan NORMAL pada variabel temperatur ruangan seperti terlihat pada Gambar
2.9.
µNORMAL[23] =
(23-15)/(25-15)
Gambar 2.9 Himpunan fuzzy: NORMAL (kurva segitiga).
c.
Representasi Kurva Trapesium
Kurva Segitiga pada dasarnya
seperti bentuk segitiga, hanya saja ada beberapa titik yang memiliki nilai
keanggotaan 1
Gambar 2.10 Kurva Trapesium.
Fungsi keanggotaan untuk
himpunan NORMAL pada variabel temperatur ruangan seperti terlihat pada Gambar 2.11.
µNORMAL[23] =
(35-32)/(35-27)
Gambar
2.11 Himpunan fuzzy: NORMAL (kurva trapesium).
d.
Representasi Kurva Bentuk Bahu
Daerah yang terletak di tengah-tengah suatu variabel
yang direpresentasikan dalam bentuk segitiga, pada sisi kanan dan kirinya akan
naik dan turun (misalkan: DINGIN bergerak ke SEJUK bergerak ke HANGAT dan
bergerak ke PANAS). Tetapi terkadang
salah satu sisi dari variabel tersebut tidak mengalami perubahan. Sebagai contoh, apabila telah mencapai kondisi
PANAS, kenaikan temperatur akan tetap berada pada kondisi PANAS. Himpunan fuzzy ‘bahu’, bukan segitiga,
digunakan untuk mengakhiri variabel suatu daerah fuzzy. Bahu kiri bergerak dari benar ke salah,
demikian juga bahu kanan bergerak dari salah ke benar. Gambar 2.12 menunjukkan variabel TEMPERATUR
dengan daerah bahunya.
Gambar
2.12 Daerah ‘bahu’ pada variabel TEMPERATUR.
Kurva PERTUMBUHAN dan PENYUSUTAN merupakan kurva-S
atau sigmoid yang berhubungan dengan kenaikan dan penurunan permukaan secara
tak linear. Kurva-S untuk PERTUMBUHAN
akan bergerak dari sisi paling kiri (nilai keanggotaan = 0) ke sisi paling
kanan (nilai keanggotaan = 1). Fungsi keanggotaannya akan tertumpu pada 50%
nilai keanggotaannya yang sering disebut dengan titik infleksi (Gambar 2.13).
Gambar
2.13 Himpunan fuzzy dengan kurva-S : PERTUMBUHAN.
Kurva-S untuk PENYUSUTAN akan bergerak dari sisi
paling kanan (nilai keanggotaan = 1) ke sisi paling kiri (nilai keanggotaan =
0) seperti telihat pada Gambar 2.14.
Gambar
2.14 Himpunan fuzzy dengan kurva-S: PENYUSUTAN.
Kurva-S didefinisikan dengan menggunakan 3 parameter,
yaitu: nilai keanggotaan nol (α), nilai keanggotaan lengkap (γ), dan titik
infleksi atau crossover (β) yaitu titik yang memiliki domain 50% benar. Gambar
2.15 menunjukkan karakteristik kurva-S dalam bentuk skema.
Gambar
2.15 Karakteristik fungsi kurva-S.
Fungsi keangotaanpada kurva PERTUMBUHAN adalah :
Fungsi keanggotaan untuk himpunan TUA pada variabel
umur seperti terlihat pada Gambar 2.16.
µTUA[50] = 1 –
2((60-50)/(60-35))2
Gambar
2.16 Himpunan Fuzzy: TUA.
Sedangkan fungsi keanggotaan pada kurva PENYUSUTAN
adalah :
Fungsi keanggotaan untuk himpunan MUDA pada variabel
umur seperti terlihat pada Gambar 2.17.
µMUDA[50] =
2((50-37)/(50-20))2
Gambar
2.17 Himpunan Fuzzy: MUDA.
f.
Representasi Kurva Bentuk Lonceng (Bell Curve)
Untuk merepresentasikan bilangan fuzzy, biasanya
digunakan kurva berbentuk lonceng. Kurva berbentuk lonceng ini terbagi atas 3
kelas, yaitu: himpunan fuzzy PI, beta, dan Gauss. Perbedaan ketiga kurva ini terletak
pada gradiennya.
Kurva PI berbentuk lonceng dengan derajat keanggotaan
1 terletak pada pusat dengan domain (γ), dan lebar kurva (β) seperti terlihat
pada Gambar 2.18. Nilai kurva untuk suatu nilai domain x diberikan sebagai :
Gambar
2.18 Karakteristik fungsional kurva PI.
Fungsi keanggotaan untuk himpunan PAROBAYA pada
variabel umur seperti terlihat pada Gambar 2.19.
µ1/2BAYA[42] =
1 - 2((45-42)/(45-35))2
µ1/2BAYA[51] =
2((55-51)/(55-45))2
Gambar
2.19 Himpunan Fuzzy: PAROBAYA dengan kurva phi.
Seperti halnya kurva PI, kurva BETA juga berbentuk
lonceng namun lebih rapat. Kurva ini juga didefinisikan dengan 2 parameter,
yaitu nilai pada domain yang menunjukkan pusat kurva (γ), dan setengah lebar
kurva (β) seperti terlihat pada Gambar 2.20. Nilai kurva untuk suatu nilai
domain x diberikan sebagai :
Gambar
2.20 Karakteristik fungsional kurva BETA.
Salah satu perbedaan mencolok kurva BETA dari kurva PI
adalah, fungsi keanggotaannya akan mendekati nol hanya jika nilai (β) sangat
besar.
Fungsi keanggotaan untuk himpunan SETENGAH BAYA pada
variabel umur seperti terlihat pada Gambar 2.21.
µ1/2BAYA[42] =
1/(1+((42-45)/5)2)
µ1/2BAYA[51] =
1/(1+((51-45)/5)2)
Gambar
2.21 Himpunan Fuzzy: SETENGAH BAYA dengan kurva Beta.
Jika kurva PI dan kurva BETA menggunakan 2 parameter
yaitu (γ) dan (β), kurva GAUSS juga menggunakan (γ) untuk menunjukkan nilai
domain pada pusat kurva, dan (k) yang menunjukkan lebar kurva (Gambar 2.22).
Nilai kurva untuk suatu nilai domain x diberikan sebagai :
Gambar
2.22 Karakteristik fungsional kurva GAUSS.
2.2.5
Operator dasar zadeh untuk operasi himpunan fuzzy
Seperti halnya himpunan konvensional, ada beberapa operasi yang
didefinisikan secara khusus untuk mengkombinasi dan memodifikasi himpunan
fuzzy. Nilai keanggotaan sebagai hasil dari operasi 2 himpunan sering dikenal
dengan nama fire strength atau α–predikat. Ada 3 operator dasar yang diciptakan
oleh Zadeh, yaitu :
Operator ini berhubungan dengan operasi interseksi pada himpunan. α– predikat sebagai hasil operasi dengan operator AND diperoleh dengan
mengambil nilai keanggotaan terkecil antar elemen pada himpunan- himpunan yang bersangkutan.
µA Ç µB = Min(µA[x],
µB[y]) (2.10)
Misalkan nilai keanggotaan 27 tahun pada
himpunan MUDA adalah 0,6 (µMuda [27]=0,6); dan nilai keanggotaan Rp 2.000.000,- pada
himpunan penghasilan TINGGI adalah 0,8 (µGaji Tinggi [2x106]=0,8); maka α–predikat untuk usia MUDA dan berpenghasilan TINGGI adalah:
µMuda Ç µGaji Tinggi = Min(µMuda[27], µGaji
Tinggi[2x106]
Operator ini berhubungan dengan operasi union
pada himpunan. a– predikat sebagai hasil operasi dengan
operator OR diperoleh dengan mengambil nilai keanggotaan terbesar antar elemen
pada himpunan- himpunan yang bersangkutan.
µA È µB = Max(µA[x], µB[y]) (2.11)
Pada contoh 7.11, dapat dihitung nilai a–predikat untuk usia MUDA atau berpenghasilan
TINGGI adalah:
µMuda È µGaji Tinggi = Min(µMuda[27], µGaji
Tinggi[2x106]
Operator ini berhubungan dengan operasi
komplemen pada himpunan. a– predikat sebagai hasil operasi dengan operator NOT diperoleh dengan
mengurangkan nilai keanggotaan elemen
pada himpunan yang bersangkutan dari 1.
Pada contoh 7.11, dapat dihitung nilai a–predikat untuk usia TIDAK MUDA adalah:
µMuda` [27] =
1-µMuda[27]
Tiap-tiap aturan (proposisi) pada basis pengetahuan fuzzy akan
berhubungan dengan suatu relasi fuzzy. Bentuk umum dari aturan yang digunakan
dalam fungsi implikasi adalah :
dengan x
dan y adalah skalar, dan A dan B adalah himpunan fuzzy. Proposisi yang
mengikuti IF disebut sebagi anteseden, sedangkan proposisi yang mengikuti THEN
disebut sebagai konsekuen. Proposisi ini dapat diperluas dengan menggunakan
operator fuzzy, seperti :
IF (x1 is
A1) • (x2 is A2) • (x3 is A3) • ...... • (xN is AN) THEN y is B
dengan •
adalah operator (misal: OR atau AND).
Secara
umum, ada 2 fungsi implikasi yang dapat digunakan, (Sutojo et al, 2011:230)[8] yaitu
:
a.
Min (minimum).
Fungsi ini akan memotong output himpunan fuzzy. Gambar 2.23 menunjukkan salah
satu contoh penggunaan fungsi min.
Gambar 2.23 Fungsi implikasi: MIN.
b.
Dot (product).
Fungsi ini akan menskala output himpunan fuzzy. Gambar 2.24 menunjukkan salah
satu contoh penggunaan fungsi dot.
Gambar 2.24 Fungsi implikasi: DOT.
2.2.7
Cara Kerja Logika Fuzzy
Untuk memahami
cara kerja logika fuzzy, perhatikan struktur elemen dasar sistem inferensi
fuzzy berikut (Gambar 2.25) (Sutojo et al, 2011:232)[8].
Gambar 2.25 Struktur sistem inferensi fuzzy
Basis
Pengetahuan Fuzzy: kumpulan rule-rule fuzzy dalam bentuk pernyataan IF…THEN.
Fuzzyfikasi:
proses untuk mengubah input sistem yang mempunyai nilai tegas menjadi variabel
linguistik menggunakan fungsi keanggotaan yang disimpan dalam basis pengetahuan
fuzzy.
Mesin
inferensi: proses untuk mengubah input fuzzy menjadi output fuzzy dengan cara
mengikuti aturan-aturan (IF-THEN Rule) yang telah ditetapkan pada basis
pengetahuan fuzzy.
Defuzzifikasi:
mengubah output fuzzy yang diperoleh dari mesin inferensi menjadi nilai tegas
menggunakan fungsi keanggotaan yang sesuai dengan saat dilakukan fuzzyfikasi.
Cara kerja
logika fuzzy, meliputi beberapa tahapan berikut:
2.
Pembentukan
basis pengetahuan fuzzy (Rule dalam bentuk IF…THEN)
3.
Mesin inferensi
(Fungsi implikasi Max-Min atau Dot-Product)
Banyak cara
untuk melakukan defuzzyfikasi, di antaranya metode berikut.
a.
Metode Rata-Rata
(Average)
b.
Metode Titik
Tengah (Center of area)
2.2.8
Metode Fuzzy Inference System (FIS) Tsukamoto
Pada Metode Tsukamoto, setiap konsekuen pada aturan yang berbentuk
IF-Then harus direpresentasikan dengan suatu himpunan fuzzy dengan fungsi keanggotaan
yang monoton (Gambar 2.26). Sebagai
hasilnya, output hasil inferensi dari tiap-tiap aturan diberikan secara tegas
(crisp) berdasarkan α-predikat (fire strength). Hasil akhirnya diperoleh dengan menggunakan rata-rata
terbobot. (Sri Kusumadewi, 2003:180)[7].
Gambar
2.26 Inferensi dengan menggunakan Metode Tsukamoto.
Suatu perusahaan makanan kaleng akan memproduksi
makanan jenis ABC. Dari data 1 bulan terakhir, permintaan terbesar hingga
mencapai 5000 kemasan/hari, dan permintaan terkecil sampai 1000 kemasan/hari.
Persediaan barang digudang terbanyak sampai 600 kemasan/hari, dan terkecil
pernah sampai 100 kemasan/hari. Dengan segala keterbatasannya, sampai saat ini,
perusahaan baru mampu memproduksi barang maksimum 7000 kemasan/hari, serta demi
efisiensi mesin dan SDM tiap hari diharapkan perusahaan memproduksi paling tidak
2000 kemasan. Apabila proses produksi perusahaan tersebut menggunakan 4 aturan fuzzy
sbb:
[R1] IF
Permintaan TURUN And Persediaan BANYAK
THEN
Produksi Barang BERKURANG;
[R2] IF
Permintaan TURUN And Persediaan SEDIKIT
THEN
Produksi Barang BERKURANG;
[R3] IF
Permintaan NAIK And Persediaan BANYAK
THEN
Produksi Barang BERTAMBAH;
[R4] IF
Permintaan NAIK And Persediaan SEDIKIT
THEN
Produksi Barang BERTAMBAH;
Berapa kemasan makanan jenis ABC yang harus
diproduksi, jika jumlah permintaan sebanyak 4000 kemasan, dan persediaan di
gudang masih 300 kemasan?
Ada 3 variabel fuzzy yang akan dimodelkan, yaitu:
•
Permintaan;
terdiri-atas 2 himpunan fuzzy, yaitu: NAIK dan TURUN (Gambar 2.27).
Gambar 2.27
Fungsi keanggotaan variabel Permintaan pada Contoh 2.14.
Kita bisa mencari
nilai keanggotaan:
µPmtTURUN[4000] = (5000-4000)/4000
µPmtNAIK[4000] = (4000-1000)/4000
•
Persediaan; terdiri-atas
2 himpunan fuzzy, yaitu: SEDIKIT dan BANYAK (Gambar 2.28).
Gambar
2.28 Fungsi keanggotaan variabel Persediaan pada Contoh 2.14.
Kita bisa mencari
nilai keanggotaan :
µPsdSEDIKIT[300] = (600-300)/500
µPsdBANYAK[300] = (300-100)/500
•
Produksi barang;
terdiri-atas 2 himpunan fuzzy, yaitu: BERKURANG dan BERTAMBAH (Gambar 2.29).
Gambar
2.29 Fungsi keanggotaan variabel Produksi Barang pada Contoh 2.14.
Sekarang kita
cari nilai z untuk setiap aturan dengan menggunakan fungsi MIN pada aplikasi
fungsi implikasinya:
[R1] IF Permintaan TURUN And Persediaan BANYAK
THEN Produksi Barang BERKURANG;
α-predikat1 = µPmtTURUN ∩ PsdBANYAK
=
min(µPmtTURUN [4000],µPsdBANYAK[300])
Lihat himpunan
Produksi Barang BERKURANG,
(7000-z)/5000
= 0,25 ---> z1 = 5750
[R2] IF Permintaan TURUN And Persediaan SEDIKIT
THEN Produksi Barang BERKURANG;
α-predikat2 = µPmtTURUN ∩ PsdSEDIKIT
=
min(µPmtTURUN [4000],µPsdSEDIKIT[300])
Lihat himpunan
Produksi Barang BERKURANG,
(7000-z)/5000
= 0,25 ---> z2 = 5750
[R3] IF Permintaan NAIK And Persediaan BANYAK
THEN Produksi Barang BERTAMBAH;
α-predikat3 = µPmtNAIK ∩ PsdBANYAK
=
min(µPmtNAIK [4000],µPsdBANYAK[300])
Lihat himpunan
Produksi Barang BERTAMBAH,
(z-2000)/5000
= 0,4 ---> z3 = 4000
[R4] IF Permintaan NAIK And Persediaan SEDIKIT
THEN Produksi Barang BERTAMBAH;
α-predikat4 = µPmtNAIK ∩ PsdBANYAK
=
min(µPmtNAIK [4000],µPsdSEDIKIT[300])
Lihat himpunan
Produksi Barang BERTAMBAH,
(z-2000)/5000
= 0,6 ---> z4 = 5000
Dari sini kita
dapat mencari berapakah nilai z, yaitu:
Jadi jumlah
makanan kaleng jenis ABC yang harus diproduksi sebanyak 4983 kemasan.
2.1
Mean Absolute Percentage Error (MAPE)
MAPE adalah rata-rata persentase absolut
dari kesalahan peramalan dengan menghitung error absolut tiap periode. Error ini kemudian dibagi dengan n. Rumus dari
MAPE ini adalah sebagai berikut :
Xt = Nilai data
periode ke-t
Ft = Nilai
ramalan periode ke-t
n =
banyaknya data