|
Adam Khoo |
Adam Khoo, Dicap Bodoh, Tapi Sukses Luar Biasa - Persisnya lewat buku Pak Tung: “Financial Revolution.“ Di buku hebat itu, Pak Tung memberi contoh kesuksesan Adam Khoo. Saya kemudian sangat beruntung bisa membeli buku Adam Khoo sendiri : ”Master Your Mind, Design Your Destiny”
Adam Khoo, orang Singapura. Waktu anak-anak, ia adalah penggemar berat games dan TV. Sehari, ia bisa berjam-jam di depan TV. Baik main PS atau nonton TV.
Adam Khoo pun dikenal sebagai anak bodoh. Ketika kelas empat SD, Ia dikeluarkan dari sekolah. Ia pun masuk ke SD terburuk di Singapura. Ketika akan masuk SMP, ia ditolak oleh enam SMP terbaik di sana. Akhirnya, ia bisa masuk ke SMP terburuk di Singapura.
Di awal SMP, kebiasaan Adam tidak berubah. Akibatnya, ia mendapat peringkat 10 terburuk. Bayangkan saudara, menjadi peringkat 10 terburuk di SMP terburuk. Bagaimana buruknya itu.
Usia 13 tahun, ia mengikuti suatu program dari Ernest & Young. Dalam program itu, ia belajar apa yang namanya Neuro Linguistic Programme (NLP), Accelerated Learning, dan sebagainya.
Program ini benar-benar bermanfaat bagi Adam. Ia mulai mempraktekkan keterampilan barunya. Apa yang ia lakukan setelah kembali ke sekolah?
Pertama ia menulis tujuannya. Ia akan lulus dari SMP tersebut dengan nilai A semua. Ia akan masuk ke Victoria Junior College. SMU terbaik di Singapura. Adam kemudian melakukan tindakan gila. Ia umumkan tujuannya itu di depan kelasnya. Apa yang terjadi? Ia ditertawakan seluruh isi kelas. Termasuk gurunya sendiri.
Bila anda jadi gurunya, anda pun mungkin melakukan hal yang sama. Bagaimana mungkin seorang yang berada di urutan 10 terburuk di SMP terburuk ingin lulus dengan nilai A semua dan masuk ke SMU terbaik.
Tapi Adam tidak bergeming. Tertawaan dan cemoohan guru dan teman-temannya ia jadikan sebagai sumber semangat. Ia pikir, bila ia tidak bisa membuktikan kata-katanya, ia akan lebih ditertawakan lagi.
Karena itu, Adam berusaha keras. Ia gunakan semua cara belajar hebat yang ia dapat dari program Ernest & Young. Hasilnya luar biasa. Adam mulai bisa menjawab pertanyaan di kelas. Meski ia tetap ditertawakan karena membuat catatan pelajaran dengan cara yang beda dan aneh. Ia gunakan peta pikiran yang penuh dengan gambar dan simbol untuk mencatat.
Akhirnya keras keras dan tekad baja Adam membuahkan hasil. Ia lulus dari SMP itu dengan nilai A semua. Ia berhasil masuk ke Victoria Junior College. Di SMU terbaik ini pun, Adam tetap menjadi yang terbaik. Ia lulus dari Victoria Junior College dengan nilai A semua dan sebagai lulusan terbaik.
Adam pun masuk ke National University of Singapore (NUS). Universitas terbaik di Singapura. Di NUS, ia berhasil masuk ke NUS Development Program. Inilah program bagi mahasiswa Top One Percent. Mahasiswa dengan prestasi akademis yang sempurna. Program bagi para jenius. Dari NUS, Adam lulus juga sebagai lulusan terbaik.
Itulah kesuksesan Adam di dunia akademisnya. Bagaimana dengan dunia bisnis? Prestasi Adam di dunia bisnis ditandai pada saat Adam berusia 26 tahun. Ia telah memiliki empat bisnis dengan total nilai omset per tahun US$ 20 juta.
Kisah bisnis Adam dimulai ketika ia berusia 15 tahun. Ia berbisnis music box. Bisnis berikutnya adalah bisnis training dan seminar. Pada usia 22 tahun, Adam Khoo adalah trainer tingkat nasional di Singapura. Klien-kliennya adalah para manager dan top manager perusahaan-perusahaan di Singapura. Bayarannya mencapai US$ 10.000 per jam.
Nah, sekarang mari kita merenung. Apa sebenarnya yang terjadi dengan Adam Khoo. Bagaimana seorang anak yang dicap bodoh, hobinya nonton TV dan main games bisa meraih sukses seperti itu? Sukses yang mungkin sekali tidak diraih oleh teman-teman seangkatannya. Teman-teman yang di SD-nya pintar?
Saya mencatat, ada tiga hal besar yang menjadi kunci sukses Adam Khoo. Tiga kunci sukses ini pun yang menhantarkan siapapun meraih sukses. Nah, sebutlah orang sukses yang anda kenal. Dan perhatikan, bagaimana kondisi tiga hal berikut ini pada diri orang sukses itu:
1. Tujuan yang Jelas
2. Keyakinan yang Benar dan Kuat
3. Aksi yang tepat
Mari kita bahas satu per satu
1. Tujuan yang Jelas
Tujuan Adam jelas. Ia ingin mendapat nilai A untuk semua mata pelajarannya. Ia pun sangat jelas menginginkan masuk ke Vistoria Junior College dan National University of Singpore. Ketika berbisnis, Adam pun membuat tujuan yang jelas. Ia menetapkan berapa penghasilan yang ingin ia peroleh.
Tujuan yang jelas mempunyai kekuatan yang luar biasa. Dengan tujuan yang jelas, orang ‘bodoh’ lainnya, Thomas Alva Edison berhasil menemukan bola lampu dan mempatenkan 1000 lebih inovasi. Tujuan itu lah yang membuat Edison bisa bertahan pada setiap kegagalan yang terjadi. Ia gagal dalam mencoba 10.000 jenis logam untuk bola lampunya. Bukannya menyerah, Edison justru mengatakan :”Saya tidak gagal 10.000 kali. Saya telah sukses 10.000 kali untuk mengetahui jenis logam yang tidak berfungsi.
Saya yakin anda ingin sukses. Langkah pertama menuju kesana adalah TETAPKAN dan TULISKAN TUJUAN ANDA. Buat tujuan yang jelas. Misalnya pendapatan. Jangan buat tujuan : “Saya ingin mempunyai pendapatan sebesar-besarnya” kenapa begitu? Karena tujuan di atas tidak jelas. Untuk merubahnya menjadi jelas, anda cukup mengganti sebesar-besarnya dengan angka yang anda kehendaki. Misalnya Rp. 100 juta per bulan. Jadi tulisan tujuan anda akan menjadi: “Saya ingin mempunyai pendapatan Rp. 100 juta per bulan.”
Jangan juga gunakan kata “tidak”. Jangan membuat tujuan : “Saya tidak mau miskin lagi” tujuan ini, meski benar, tapi menggunakan kata-kata yang negatif. Jadi aroomanya juga negatif. Dan sering kali apa yang tidak diinginkan itu justru benar-benar terjadi. Kalau anda bila tidak mau miskin, mungkin anda akan tetap miskin. kenapa begitu? Karena otak anda hanya merekam kata miskin itu.
Contoh mudah begini. Sekarang, saya harap anda bisa membaca kalimat di bawah ini dan melakukannya:
“JANGAN BAYANGKAN SEEKOR MONYET YANG SEDANG NAIK SEPEDA”
Apa yang terjadi? Apakah anda justru membayangkan monyet yang sedang naik sepeda? Padahal tulisan di atas justru melarangnya.
Hal sama terjadi dengan peringatan : “Jangan Membuang Sampah di Sini“. Apa yang terjadi di areal dengan tanda peringatan itu? Banyak sampahnya, pasti.
Supaya lebih jelas, buat juga tujuan anda dengan batasan waktu tertentu. Misalnya: “Saya ingin mempunyai pendapatan Rp. 100 juta dalam enam bulan ke depan.”
Tujuan yang tajam seperti ini sangat berguna. Apa gunanya? Ia akan memaksa pikiran anda untuk benar-benar memikirkan cara yang efektif untuk mencapainya. Artinya anda berpikir lebih keras lagi. Pikiran yang lebih keras akan memaksa tindakan yang lebih keras juga. Tindakan yang yang lebih keras akan mendatangkan hasil yang lebih baik juga.
Misalnya sekarang, ketika anda baca buku ini. Katakanlah anda membacanya di rumah. Nah, sekarang praktekkan apa yang tertulis di bawah ini:
ANDA HARUS LONCAT DAN MENYENTUH PLAFON.
Apa yang anda pikir? Kemungkinan besar anda akan berpikir: Tidak mungkin saya bisa loncat dan menyentuh plafon di atas itu. Oke. Tidak apa-apa.
Sekarang, praktekkan lagi apa yang tertulis di bawah ini:
“ANDA HARUS LONCAT DAN MENYENTUH PLAFON. KALAU TIDAK BISA, ANDA AKAN DITEMBAK MATI.”
Bila benar-benar sebuah pistol menempel di pelipis anda dan siap ditembakkan, apa yang akan anda pikirkan? Kemungkinan besar anda akan berpikir jauh lebih keras dari kasus yang pertama tadi.
Anda tidak ingin kehilangan nyawa anda. Karena itu anda berpikir lebih keras. Setelah itu anda mungkin berpikir :”Oh, saya taruh kursi ini di meja. Saya naik ke atas kursi. Setelah itu saya loncat. Pasti bisa menyentuh plafon.”
Nah, anda dapat jawabannya. Itu karena anda berpikir lebih keras. Meski sebabnya bukanlah sesuatu yang anda inginkan. Bahkan itu adalah sesuatu yang menakutkan.
Itulah hebatnya tujuan yang jelas. Ia bisa menggerakkan seseorang. Ia memotivasi orang. Motivasi penting. Tanpa motivasi, manusia akan seperti zombie. Mayat berjalan.
Tujuan itu ada dua. Pertama, mendapat kesenangan. Kedua, menghindari derita. Survei membuktikan bahwa tujuan yang kedua (menghindari derita) jauh lebih kuat dari tujuan yang pertama (mendapat kesenangan).
Contoh mudahnya begini. Mana yang lebih berpengaruh pada anda? Mendapat uang Rp. 10 juta? Atau kehilangan uang Rp. 10 juta? Saya yakin sekali, anda akan lebih terpengaruh oleh kehilangan uang Rp. 10 juta itu.
Itulah sebabnya, banyak orang kaya berasal dari orang miskin. Mereka telah merasakan sakitnya miskin. Mereka tidak mau terus sakit. Itu sebabnya mereka berjuang habis-habisan keluar dari kemiskinan.
Tapi, banyak juga orang miskin yang ‘betah’ dalam kemiskinan. Sampai akhirnya mereka meninggal dalam keadaan miskin. Rasa sakit karena miskin itu tidak cukup kuat untuk membuat mereka berjuang habis-habisan. Mereka telah belajar untuk ‘menikmati’ rasa sakit karena miskin.
2. Keyakinan yang Benar dan Kuat
Adam Khoo sukses salah satunya karena ia merubah keyakinannya. Ketika ia dicap bodoh, ia yakin bahwa ia bodoh. Ia pun melakukan hal-hal bodoh. Terlalu banyak nonton TV dan main games.
Tapi hasil pelatihannya menunjukkan bahwa keyakinan itu SALAH BESAR. Ia pun mulai membangun keyakinan yang BENAR BESAR.
Keyakinan yang benar itu adalah bahwa ia justru orang yang sangat cerdas. Ia pun meninggalkan tindakan bodohnya. Ia melakukan hal yang benar. Hasilnya luar biasa. Adam bisa merubah peringkatnya. Dari peringkat 10 terburuk jadi terbaik.
Itulah hebatnya keyakinan. Itu pula sebabnya mengapa semua orang sukses mempunyai keyakinan seperti Adam Khoo. Keyakinan yang benar dan kuat.
Semua orang bisa sukses adalah keyakinan yang benar. Sukses tidak ditentukan oleh jenis kelamin, warna kulit, pendidikan, usia, agama, ras, suku, orang tua, bangsa, lokasi, dan sebagainya. Sukses hanya ditentukan oleh tiga hal besar. Tiga hal yang sedang kita bahas ini. Tujuan, keyakinan, aksi.
Karena itu, mulai sekarang, bangunlah keyakinan yang benar. Apa pun, siapa pun, bagaimana pun situasi dan kondisi anda. Anda bisa sukses. Saya malah yakin, setiap anda ditakdirkan sukses.
Keyakinan juga harus kuat. Keyakinan salah tapi kuat akan mengalahkan keyakinan benar tapi lemah. Misalnya anda yakin bahwa anda bisa sukses. Tapi orang-orang sekeliling anda mengatakan sebaliknya.
Nah, mana yang lebih kuat pengaruhnya? Keyakinan benar anda atau keyakinan salah orang-orang di sekeliling anda? Bila anda tetap bertahan pada keyakinan anda, berarti keyakinan anda kuat. Bila anda mengikuti orang-orang di sekeliling anda, berarti keyakinan anda yang benar itu ternyata lemah.
Ada satu hal yang harus saya peringatkan berkaitan dengan keyakinan, yaitu:
Jangan Memaksakan Keyakinan Anda Pada Orang Lain Yang Berkeyakinan Berbeda.
Jadi, anda hanya mengungkapkan keyakinan anda sendiri. Alasan-alasan keyakinan anda. Dan anda selalu siap mendengarkan keyakinan orang lain yang beda itu. Jadikan perbedaan keyakinan itu sebagai berkah.
Jangan meributkan perbedaan keyakinan itu. Lebih baik anda mencari persamaan dengan orang lain. Pasti lebih banyak manfaatnya. Baik bagi anda maupun orang lain. Misalnya beda keyakinan. Tapi tujuan sama. Anda tinggal ucapkan: “Sampai jumpa di tujuan kita, ya.“
3. Aksi yang tepat
Tujuan yang jelas, keyakinan yang benar dan kuat memerlukan aksi yang tepat. Tujuan yang jelas tanpa aksi yang tepat percuma saja. Sang tujuan pasti tidak tercapai.
Misalnya anda menetapkan tujuan: “Mendapat pendapatan Rp. 10 juta per bulan“. Tapi setiap hari anda hanya nonton TV. Pasti tujuan jelas anda itu tidak akan tercapai.
Demikian juga dengan keyakinan yang benar dan kuat. Tanpa aksi, keyakinan itu tidak akan membuat anda mencapai tujuan. Jadi, anda benar-benar membutuhkan aksi untuk mencapai tujuan.
Misalnya anda lapar. Tujuan anda adalah menjadi kenyang. Anda yakin di lemari makan ada makanan. Anda juga yakin anda bisa mengambil dan memakannya. Tapi anda tidak bergerak. Apakah anda akan kenyang? Pasti tidak.
Jadi, apakah aksi lebih penting dari tujuan dan keyakinan? Jelas tidak. Tanpa tujuan, aksi anda tidak akan menghasilkan apa-apa. Anda akan seperti mayat berjalan tanpa tujuan. Tanpa keyakinan, anda pasti diliputi keraguan dan ketakutan. Keraguan dan ketakutan justru membuat anda tidak bertindak sama sekali.
Aksi yang tepat ada tiga. Pertama, belajar. Kedua, praktek apa yang telah dipelajari. Ketiga, evaluasi.
Misalnya anda ingin menjadi pebisnis sukses dengan penghasilan Rp. 100 juta per bulan. Maka anda harus belajar. Apa yang anda pelajari? Anda harus belajar apa-apa saja yang anda perlukan untuk jadi pebisnis sukses. Anda harus belajar tentang ide bisnis, marketing, produk, komunikasi dengan mitra bisnis dan sebagainya.
Setelah belajar pada tahap tertentu, langsung praktekkan. Dengan praktek, anda akan tahu, apakah hasil belajar anda telah cukup atau tidak. Bila cukup, maka anda akan mencapai tujuan anda. Bila ini yang terjadi, anda harus membuat tujuan baru. Dan belajar lagi.
Bila belum cukup – berarti tujuan anda belum tercapai – maka anda harus evaluasi diri. Apa yang masih kurang itu? Bila sudah tahu, anda harus belajar lagi. Begitu terus sampai tujuan anda tercapai. Itulah aksi yang tepat.
Bagaimana anda bisa belajar dengan lebih baik? Ada satu rumus yang bagus. Belajar lah dari orang-orang yang sudah sukses.
Contoh sederhana bila anda ingin naik ke puncak gunung untuk pertama kalinya. Mana yang lebih baik? Anda naik bersama teman-teman yang belum pernah naik gunung juga? Atau naik gunung bersama orang yang sudah pernah naik gunung sampai ke puncaknya? Pasti yang disebut terakhir lebih baik.
Karena itu belajar lah dari orang yang telah sukses. Ingin jadi artis sukses, belajar dari artis sukses. Ingin jadi pebisnis sukses, belajar dari pebisnis sukses. Kemungkinan suksesnya pasti jauh lebih besar. Selamat beraksi. Belajar. Praktekkan. Evaluasi.